🕺 Peristiwa Saat Reaksi Kimia Menghasilkan Energi Listrik Berlangsung Dalam

Jadi pada reaksi redoks terjadi penerimaan dan pelepasan elektron (adanya transfer elektron). Reaksi redoks dapat berjalan spontan (menghasilkan energi listrik) maupun tidak spontan/ dengan bantuan (memerlukan energi listrik). Jadi pada reaksi redoks, dapat terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi listrik maupun sebaliknya. 8DxHrZ. Energi Kimia – Berbicara energi kimia sepertinya tak nyata. Padahal dalam keseharian kita pasti menemukan. Lah kalau menjalin hubungan dengan seseorang kita perlu “chemistry” kok dengan si dia ya kan? Chemistry dalam keseharian diartikan keselarasan rasa antar 2 orang yang terlibat. Bagaimana dengan Energi Kimia? Adakah korelasinya? Pengertian Energi KimiaMacam-macam Energi Kimia1. Energi Kimia menjadi Energi Listrik2. Energi Kimia menjadi Energi Panasa. Eksotermb. EndotermJenis-jenis Entalpi1. Entalpi pembentukan standar2. Entalpi penguraian standar3. Entalpi pembakaran StandarContoh-contoh Energi Kimia1. Baterai2. Baterai Aki3. Fotosintesis4. Pembakaran bahan bakar5. Pencernaan makanan6. Respirasi/ pernapasanRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu KimiaMateri Terkait Sebelum membahas energi kimia kita bahas dulu pengertian energi. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha kerja atau melakukan suatu perubahan. Energi kimia adalah energi yang dihasilkan oleh senyawa kimia yang stabil akibat interaksi elektron antar atom atau antar molekul. Jadi kalau ada atom berinteraksi dengan atom akan dihasilkan energi kimia. Tidak jauh seperti manusia, manusia juga kalau saling bertemu ada energi yang dihasilkan, entah itu berupa perasaan yang menyebabkan bahagia atau perasaan sedih yang membuat menangis Energi kimia juga didefinisikan sebagai potensi suatu zat kimia untuk mengalami reaksi kimia lalu berubah menjadi zat lain. Wujud energi kimia hanya dapat terjadi dalam alat penyimpanan energi. Beberapa contoh media penyimpanan energi kimia yang biasa kita temui antara lain baterai, makanan, dan bensin. Pemutusan atau pembuatan ikatan kimia juga melibatkan energi, yang dapat diserap atau berevolusi dari sistem kimia. Pemutusan ikatan antar atom akan menghasilkan energi, ketika atom bergabung lagi membentuk ikatan juga menghasilkan energi. Perubahan energi ini dapat diperkirakan dari energi ikatan berbagai ikatan kimia dalam reaktan dan produk. Ya sama kayak kita, kalau putus dari pacar pasti ada perasaan biasanya sedih tapi ada juga yang bahagia Begitupun ketika membentuk ikatan baru, bisa muncul perasaan sedih atau bahagia. Anggaplah perasaan itu energi ! Energi potensial kimia juga merupakan suatu bentuk energi potensial yang berkaitan dengan susunan struktural atom atau molekul. Setiap unsur atau senyawa memiliki energi potensial karena mereka terdiri dari molekul yang senantiasa bergerak atau bergetar. Pengaturan ini mungkin merupakan hasil dari pembentukan ikatan kimia di dalam molekul atau sebaliknya pemutusan ikatan kimia. Energi kimia suatu zat kimia dapat diubah menjadi bentuk energi lain melalui reaksi kimia Macam-macam Energi Kimia 1. Energi Kimia menjadi Energi Listrik Ada energi listrik dapat diubah menjadi energi kimia dan sebaliknya melalui reaksi elektrokimia. Reaksi kimia yang mampu menghasilkannya adalah reaksi reduksi oksidasi alias redoks. Proses reduksi dan oksidasi di mana terjadi pelepasan atau penerimaan elektron dihasilkan energi listrik. Kok bisa? Gini, oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Sementara reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Proses serah terima elektron itu akan menghasilkan energi listrik. Alat yang menggunakan konsep ini disebut sel volta. Dinamakan sel Volta karena penemu alat ini adalah Volta. Dia membuat sebuah alat yang bisa menghasilkan listrik. Sebagai sumber listrik alat yang dibuatnya memiliki 2 buah kutub yaitu katoda sebagai kutub positif dan anoda sebagai kutub negatif. Kedua kutub tersebut dibuatnya dari 2 logam yang berbeda. Volta sudah mengukur potensial reduksi atau kemampuan reduksi setiap logam yang disimbolkan E⁰ reduksi. Dengan kemampuan reduksi berbeda akan dihasilkan beda potensial yang memproduksi listrik Misalkan kita membuat sel volta dengan memasangkan 2 buah logam yaitu besi Fe dan tembaga Cu. Fe memiliki E⁰ reduksi -0,44 volt, sementara Cu memiliki E⁰ reduksi + 0,34 volt, Memang yang Fe dan Cu memiliki potensial reduksi, namun ketika mereka dipasangkan, tak mungkin dua-duanya reduksi ,salah satu harus mengalah dan mengalami reduksi. Karena kemampuan reduksi Fe lebih rendah dari Cu sehingga Cu akan melakukan proses reduksi dan Fe oksidasi ketika kedua logam ini dipasangkan. Ternyata besar energi potensial yang dihasilkan adalah + 0,78 volt. E⁰ sel yang dihasilkan di dapat dengan rumus E⁰sel= E⁰reduksi- E⁰oksidasi = +0,34-0,44 = + 0,78 Volt Energi potensial ini adalah energi listrik. Angka ini dihasilkan sebagai beda potensial logam Cu dan Fe. Ilustrasi reaksi ion antara Cu dan Fe 2. Energi Kimia menjadi Energi Panas Reaksi kimia yang menghasilkan energi panas menjadi pembahasan termokimia. Menurut hukum kekekalan energi, energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan artinya energi alam semesta adalah tetap, hanya bentuknya saja yang berubah. Jika ada energi yang menyertai suatu proses kimia, ataupun proses fisika, semata hanya terjadi perpindahan atau perubahan bentuk energi. Nah selanjutnya perubahan energi kita ganti istilahnya dengan sistem. Segala sesuatu di luar sistem kita sebut lingkungan. Dalam termokimia, ada dua jenis reaksi berdasarkan perubahan panas yang terjadi a. Eksoterm Jumlah energi dari semua bentuk energi yang dimiliki oleh molekul atau partikel zat disebut energi dalam enternal energy= E. Energi dalam suatu zat atau sistem bisa berubah jika sistem itu menyerap atau melepaskan kalor. Jika zat atau sistem menyerap kalor maka energi dalamnya akan bertambah dan getaran atau gerakan molekulnya akan bertambah. Pertambahan energi dalam ini akan menyebabkan naiknya suhu, perubahan wujud mencair atau menguap atau perubahan kimia. Reaksi eksoterm terjadi ketika ada sejumlah panas yang dilepaskan sistem ke lingkungan. Misalkan dalam wadah kita memiliki gelas kemudian kita ukur suhunya 35⁰ C. Setelah itu kita masukkan zat Y. Ternyata setelah kita ukur suhunya naik menjadi 45⁰ C. Pada eksoterm, sistem melepas panas sehingga panasnya bertambah. Panas disini, panas zat X akan bertambah sehingga H awal

peristiwa saat reaksi kimia menghasilkan energi listrik berlangsung dalam